Sabtu, 09 Oktober 2010

Manusia dan Kebudayaan

Dewasa ini kebudayaan semakin tidak menentu. Kalimat itu lah yang sekiranya dapat mewakili perkembangan kebudayaan hingga saat ini. Kebudayaan berasal dari kata budaya..dari kata itu kita dapat membayangkan hal-hal indah yang selalu berkaitan dengan kehidupan manusia. tak pernah lepas dari warna-warna yang menyelumuti juga memperkaya bumi dengan karyanya. Jika kita putarbalikkan waktu, tentu kita dapat lebih merasakan arti kebudayaan indah yang selama ini hanya berada dalam angan-angan kita.
mengapa hanya sebuah angan-angan? karena seiring berjalannya waktu, manusia yang semakin cerdas akan teknologi, akan kehidupan hanya dapat merusak kebudayaan yang telah ada. mereka merasa bahwa budaya adalah diri mereka sendiri, jadi mereka dapat melakukan apapun hal yang di inginkan. Tanpa memikirkan lingkungan sekitar, dan adat yang ada dalam kebudayaan itu sendiri.

yah, mungkin kita tahu kebudayaan tiap daerah pasti berbeda-beda. tanpa berfikir jauh pun, kita dapat melihat perbedaan yang sangat kontras di depan mata kita antara kebudayaan indonesia maupun kebudayaan di barat.
Indonesia sangat menjaga kekentalan adat sopan santun, norma, dsb. bagaimana dengan di barat? Yang mengizinkan adanya seks bebas di mana-mana dengan hanya mensyaratkan bagi remaja yang telah berusia 17th. Bagi budaya mereka, hal itu sudah menjadi "makanan sehari-hari" (biasa), tetapi di lain pihak, hal itu sangat di larang di negara kita. Sayangnya, semakin berkembangnya zaman adat dalam budaya kita pun semakin luntur. Globalisasi telah merubah karakter manusia saat ini menjadi manusia yang "liar".
individu dengan pribadi yang dengan mudahnya menerima semua kebudayaan yang masuk dari negara lain tanpa adanya filterisasi. Dengan masuknya kebudayaan asing negatif, tanpa kita sadari telah merusak kebudayaan sendiri yang selama ini telah kita jaga. Budaya yang hanya mementingkan hedonisme saja..
sekarang lah waktunya kita untuk menjaga..untuk membangun dan memperbaiki kembali kebudayaan yang telah rusak, oleh tangan kita sendiri sebagai manusia yang berakal. tidak hanya merenung dan terdiam, tapi bertindak lah dan buktikan lah..pada bumi kita yang sudah semakin tua.

Siti Sri Khalifadunyati
1PA04
18510927

Minggu, 03 Oktober 2010

Kesan Pertama Masuk Universitas Gunadarma

Gunadarma ....mungkin terkadang ada saja orang yang tidak tau kampus ini, jika kita sebut dengan nama Gundar. Tapi alhamdulillah saya diterima di Universitas ini, karena Gunadarma termasuk PTS nomor 1 di Indonesia. Saya seorang mahasiswi Psikologi, kesan pertama saya ...mungkin agak berbeda karena ketika ujian masuk saya mengikuti gelombang ke-3 yang notabene gelombang terakhir jadi saya malaksanakan PPSPPT kira-kira 2 minggu kurang setelah kuliah.

Tetapi yang sangat disayangkan pada awal masuk kuliah tanggal 20 September saya masih sakit, saya terserang tipes setelah lebaran jadi saya tidak mengikuti kegiatan perkuliahan selama 2 hari. Setelahnya saya paksakan diri untuk ke Depok (karena saya orang Serang) walaupun masih sakit saya sudah sangat semangat, lama sekali waktu yang harus saya tunggu untuk kuliah.

Ketika pertama masuk kelas 1PA04, saya merasa asing ...tapi karena anak-anak dikelas ini supel, saya pun cepat mendapatkan teman. Kini saya sudah mempunyai sahabat-sahabat yang baik sekali.

Psikologi memang menyenangkan dengan murid-murid yang terbuka (supel), asik dan baik. Juga saya mendapatkan dosen-dosen yang baik. Awal pembelajaran saya pikir akan bertemu dosen yang killer, galak tapi ternyata semuanya ramah-ramah.

Kami belajar dengan sangat baik, terkadang mahasiswa-mahasiswa di kelasku ribut sekali tapi dengan kesabaran para dosen yang besar kami diajari untuk menjadi mahasiswa yang baik, disiplin, dan lebih mengerti norma sopan-santun lebih dalam hehe .....saya pikir Gunadarma hanyalah sebuah kampus kecil ditengah kota, karena Gunadarma terpisah-pisah menjadi beberapa lokasi ternyata ketika saya telah menjadi mahasiswinya saya baru tau kalau kampus ini begitu luas dan megah. Tidak kalah dengan universitas yang lain dan terkesan mahal, walaupun Gunadarma swasta tapi saya senang karena kampus ini mengadakan grade dari prestasi saat ujian masuk. Jadi biaya pun dpt berkurang ^^

Saya mendengar banyak kabar tentang kampus-kampus swasta lainnya yang dengan biaya kurang lebih sih 9-10 jutaan, bahkan lebih. Menurut saya itu sangat tidak manusiawi terkesan universitas swasta hanya untuk orang-orang kalangan atas saja ...seperti anak direktur perusahaan, anak pejabat, dsb. Tapi di sini tidak, orang sederhana pun dapat menikmati indahnya menimba ilmu di universitas. Apalagi  dengan adanya banyak fasilitas memadai.
Banyak dosen di kelas saya mengatakan bahwa kita semua pasti memuji-muji keadaan kampus, teman, dosen karena kita baru "mengenal", baru semester 1. Tapi ketika masuk tingkat atas kita malah mengutuk-ngutuk

Gunadarma hahaha ....pada kenyataan dan pendapat seperti apapun saya yakin dan memang harus optimis bahwa saya berada disini untuk menimba ilmu, berprestasi, tidak hanya main-main lalu membuang semua cita-cita begitu saja.
Saya akan mencintai kampus terindah dalam perjuangan hidup saya hingga ke depan nanti. Dan teteap konsisten dengan visi-misi sampai kelak saya menjadi orang sukses, orang yang tidak hanya "diberi" oleh kampus tapi juga dapat "memberi", bukan hanya "mendapatkan" tapi "menghasilkan" sesuatu yang lebih dan pastinya bermanfaat pada universitas Gunadarma juga masyarakat Indonesia. 


Siti Sri Khalifadunyati
1PA04
18510927